Setengah abad lalu, Asia membeku dalam perang dingin, hancur dalam kemiskinan, Beberapa negara didera konflik, rezim militer, dan keputusasaan. Namun hari ini, negara-negara yang akan saya kunjungi hidup damai. Asia kini menjadi tonggak inovasi dan tren dunia.
Asia memberi sumbangan pada kebudayaan dan kekuatan ekonomi global. Asia merupakan wilayah yang penting bagi masa depan Amerika Serikat.
Selama 30 tahun terakhir, saya memiliki kesempatan mengunjungi beberapa negara Asia. Ketika saya mengenang Asia, imaji berkelebatan dalam kepala seperti cuplikan film. Saya menyaksikan kuil-kuil anggun di Kyoto, kehidupan nomaden di luar Ulan Bator, pasar tradisional di Hanoi, Hongkong, dan Dhaka; pakaian bersejarah di Seoul, tarian rakyat di Jakarta, dan petikan sitar di New Delhi.
Saya juga menyaksikan gedung-gedung pencakar langit dan pabrik-pabrik, kampus berteknologi tinggi, fasilitas penelitian dan rumah sakit modern, tempat lahirnya penemuan-penemuan dan kewirausahaan yang menjadikan Asia sebuah kekuatan ekonomi besar di dunia. Asia juga adalah benua yang sedang belajar menerapkan hukum dan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Asia telah mempengaruhi kebudayaan dunia selama ribuan tahun, termasuk kebudayaan Amerika. Amerika merupakan rumah bagi 13 juta warga Amerika-Asia. Sastra dan seni rupa, musik dan film, kuliner dan arsitektur, ilmu pengetahuan dan kesehatan, teknologi dan nilai-nilai Asia telah memperkaya keseharian Amerika.
Saat ini, banyak ancaman yang dapat mengganggu hubungan Asia dengan Amerika namun kami memilih menjadikan hubungan Asia-Amerika sebagai kesempatan untuk membangun kerja sama yang dinamis dan produktif untuk menghadapi tantangan abad baru ini.
Amerika Serikat berkomitmen mengembangkan hubungan diplomasi dan pembangunan era baru. Kami akan menggunakan pendekatan cerdas untuk bekerja sama dengan rekan-rekan yang sudah ada dan negara-negara berkembang untuk memperoleh solusi global dan regional dalam menghadapi masalah-masalah global.
Sendirian, Amerika tidak dapat menyelesaikan permasalahan dunia. Dunia juga tidak dapat menyelesaikan masalahnya tanpa dukungan Amerika.
Selama beberapa bulan mendatang, saya akan mempererat hubungan bilateral, regional, dan internasional. Saya akan menemui pemimpin-pemimpin Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika. Pekan depan saya akan berdiskusi dengan pada pemimpin Asia di Tokyo, Jakarta, Seoul, dan Beijing.
Saya berharap perjalanan dinas pertama saya sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat memberikan isyarat bahwa Amerika membutuhkan rekan di kawasan Pasifik, seperti Amerika perlu partner di Atlantik. Kita semua merupakan kekuatan trans-pasifik dan kekuatan trans-atlantik.
Hubungan Amerika dengan negara-negara yang saya kunjungi, dan dengan seluruh rekan dan sekutu di Asia Pasifik, tidak hanya ditujukan bagi keamanan dan kemakmuran Amerika saja.
Batas wilayah negara atau lautan tidak menghentikan ancaman global seperti ketidakstabilan ekonomi dan finansial, terorisme dan senjata pembunuh massal, ketahanan pangan dan kesehatan, perubahan iklim dan kesediaan energi, serta kejahatan lintas negara dan eksploitasi manusia.
Wabah penyakit menyerang pelajar Jakarta dan Jacksonville. Krisis finansial global meruntuhkan bank-bank di Sapporo dan San Fransisko. Pengembangan nuklir mengancam Guangzhou dan Washington.
Petani provinsi Hunan di China terkena dampak pemanasan global seperti petani di Amerika bagian Barat. Semua bahaya itu mengancam kita sehingga kita harus bersatu menghadapinya.
***
Saya mengunjungi Asia untuk mengirimkan pesan bahwa Amerika menginginkan komitmen dan persetujuan yang lebih tegas dan berkesinambungan. Amerika siap bekerja sama dengan pemimpin Asia untuk menangani krisis ekonomi global yang mendera Pasifik.
Amerika mau memperkuat hubungan yang sudah ada. Amerika mau mencegah pengembangan nuklir di Asia, dan bersedia mengembangkan upaya-upaya menangani tantangan abad ke-21 seperti perubahan iklim dan energi bersih, wabah penyakit, dan kesetaraan pendapatan.
Di bawah pemerintahan Obama, kami bersedia menjalin hubungan dengan masyarakat di luar pemerintahan resmi. Kami siap merangkul masyarakat sipil untuk memperkuat pondasi bagi pemerintahan yang lebih baik, kebebasan memilih dalam pemilihan umum, kebebasan pers, kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua orang, sistem pelayanan kesehatan terpadu, toleransi umat beragama, dan hak asasi manusia (HAM).
Amerika juga siap menjadi pendengar. Ini bukan hanya cara menunjukkan hormat namun juga merupakan sumber ide bagi upaya kita bersama. Pemerintahan kami sudah terlalu sering bertindak tanpa mempertimbangkan fakta dan bukti yang ada atau mendengar pendapat pihak lain.
Tapi saya dan Presiden Obama berkomitmen pada kebijakan luar negeri yang tidak impulsif atau pun ideologis, namun kebijakan yang menghargai pendapat pihak lain. Jika terdapat perbedaan, yang pasti terjadi, kami akan mendiskusikan dan menjelaskan hal-hal yang membatasi kemampuan kami untuk bekerja sama.
Kami akan menahan diri dan menghargai semuanya dalam upaya mempertahankan HAM dan menciptakan dunia yang menghormati HAM, dunia yang memperbolehkan pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi hidup bebas di negaranya, dunia yang membuka jalan bagi warga Korea Utara memilih pemimpinnya, dan dunia di mana warga Tibet dan China hidup harmonis di tengah perbedaan agama.
Kami percaya masalah-masalah yang muncul sekarang adalah kesempatan. Pemahaman yang realistis mengenai dunia tempat kita tinggal merupakan langkah awal penerapan kekuatan cerdas. Hal ini mendorong kami untuk berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah internasional.
Saya akan membahas masalah krisis finansial yang menghantam kita semua. Di seluruh Amerika, warga kehilangan pekerjaan, rumah, tabungan, dan mimpi. Tapi ini bukan krisis Amerika sendiri. Dampaknya juga terasa di Asia dan seluruh dunia.
Krisis finansial global menuntut setiap negara mencari solusi di dalam negeri, namun upaya introspektif saja tidak cukup. Kemitraan internasional berperan utama dalam menstabilkan ekonomi dunia dan mengembalikan dunia pada kesejahteraan. Kita semua harus menjaga sistem pasar bebas yang adil.
Pemerintah Amerika terus bekerja menangani krisis perumahan dan menstabilkan sistem perbankan. Kongres diharapkan meloloskan paket stimulus ekonomi yang merupakan upaya terbesar pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan.
China, Australia, dan negara-negara Asia juga melakukan hal serupa. Kita membutuhkan gabungan banyak stimulus untuk mengembalikan pertumbuhan global.
Selain krisis finansial, isu-isu lain juga membutuhkan pendekatan bilateral, regional, dan internasional. Amerika ingin terus berpijak pada persekutuan dengan negara-negara Asia untuk melawan ancaman-ancaman global.
Saya sangat puas dengan kesediaan Jepang dan Korea Selatan untuk bergabung melakukan upaya rekonstruksi di Afghanistan, dan dengan kesediaan dua negara itu untuk terus bekerja sama dengan Amerika mempertahankan keamanan internasional, terutama dalam memberantas pembajakan di teluk Afrika.
Kita perlu bergabung menghadapi tantangan stabilitas di Asia Timur Laut, yaitu program nuklir Korea Utara. Pemerintahan Obama berkomitmen membicarakan masalah itu dalam pembicaraan enam pihak, dan saya akan berdiskusi dengan Korea Selatan, Jepang, dan China untuk kembali bernegosiasi dengan Korea Utara.
Namun pemerintah Korea Utara harus mau menghentikan basa-basi dan aksi provokatif terhadap Korea Selatan. Pemerintah Korea Utara telah berjanji untuk kembali pada perjanjian penghentian program senjata nuklir. Kami berpegang pada komitmen ini.
Jika Korea Utara sungguh-sungguh, pemerintahan Obama bersedia memperbaiki hubungan bilateral dan mengganti perjanjian gencatan senjata jangka panjang yang sudah ada dengan perjanjian perdamaian permanen. Amerika juga berjanji mendampingi Korea Utara memenuhi kebutuhan energi dan ekonominya.
Dalam hal ini, saya yakinkan sekutu kami di Jepang bahwa kami tidak akan melupakan keluarga dari warga Jepang yang ditangkap Korea Utara. Saya akan menemui beberapa keluarga korban di Tokyo, pekan depan.
Solusi global merupakan pokok pemecahan masalah perubahan iklim dan mencukupi kebutuhan energi bersih. Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan atau energi, tapi juga berefek pada kesehatan, ekonomi, dan pertahanan kita. Pertemuan-pertemuan antara saya dan presiden Obama dengan utusan khusus Amerika bagi perubahan iklim menunjukkan keseriusan kami menangani masalah ini. Saya mengajak utusan khusus Todd Envoy bersama saya ke Asia untuk memulai diskusi sebagai awal arah kerja sama.
Amerika merupakan penghasil gas efek rumah kaca terbesar sehingga kami harus memimpin upaya penghilangan emisi berbahaya dan membangun ekonomi rendah karbon. Namun setiap negara yang saya kunjungi juga memiliki peran masing-masing. Saya akan meminta Jepang, Indonesia, dan Korea Selatan menggunakan sumber energi bersih.
Departemen Luar Negeri Amerika memiliki tiga strategi utama yaitu pertahanan, diplomasi, dan pembangunan. Semuanya berperan dalam mencukupi kebutuhan dan keamanan Amerika. Dahulu pembangunan hanya dianggap sebagai penunjang kebijakan luar negeri Amerika. Namun pemerintahan Obama akan memperbaiki anggapan itu.
Kami akan mendorong pembangunan internasional untuk menyebarkan kesempatan agar penduduk, terutama di pinggiran, perempuan dan anak-anak dapat memanfaatkan seluruh potensinya. Kami yakin ini dapat mempertahankan keamanan Amerika. Perdamaian dan kesejahteraan di Asia memiliki peran besar dalam upaya Amerika menjalin kerja sama politik, ekonomi, pertahanan, dan pendidikan.
***
Indonesia merupakan negara Asia yang paling dinamis. Sumber daya manusia dan aspirasi membawa negara itu menuju pemilihan umum yang adil dan terbuka, kebebasan pers, masyarakat solid, dan posisi penting bagi perempuan dalam pemerintahan.
Kami mendukung Indonesia dan negara-negara Asia lain yang memiliki nilai-nilai seperti itu. Kami berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Vietnam untuk meyakinkan bahwa ASEAN mencapai tujuannya, memaksimalkan keunggulan Asia Tenggara dalam bidang ekonomi, politik, HAM, dan isu-isu sosial.
Ada sebuah cerita rakyat China yang mengisahkan perang antara dua kerajaan. Ketika akan menyeberangi sungai di tengah badai, tentara yang berperang terperangkap dalam satu kapal.
Namun mereka tidak saling membunuh, para tentara justru bekerja sama dan akhirnya selamat. Dari cerita ini lahir peribahasa yang mengatakan 'dalam sebuah kapal, kita harus bersama-sama menyeberangi sungai dengan damai'. Kata-kata bijak itu harus menjadi pedoman kita saat ini.
*Disarikan dari pidato Hillary Rodham Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di forum Asia Society, New York, 13 Februari 2009.
(Hillary Rodham Clinton)
Sumber : www.analisis.vivanews.com
Asia memberi sumbangan pada kebudayaan dan kekuatan ekonomi global. Asia merupakan wilayah yang penting bagi masa depan Amerika Serikat.
Selama 30 tahun terakhir, saya memiliki kesempatan mengunjungi beberapa negara Asia. Ketika saya mengenang Asia, imaji berkelebatan dalam kepala seperti cuplikan film. Saya menyaksikan kuil-kuil anggun di Kyoto, kehidupan nomaden di luar Ulan Bator, pasar tradisional di Hanoi, Hongkong, dan Dhaka; pakaian bersejarah di Seoul, tarian rakyat di Jakarta, dan petikan sitar di New Delhi.
Saya juga menyaksikan gedung-gedung pencakar langit dan pabrik-pabrik, kampus berteknologi tinggi, fasilitas penelitian dan rumah sakit modern, tempat lahirnya penemuan-penemuan dan kewirausahaan yang menjadikan Asia sebuah kekuatan ekonomi besar di dunia. Asia juga adalah benua yang sedang belajar menerapkan hukum dan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Asia telah mempengaruhi kebudayaan dunia selama ribuan tahun, termasuk kebudayaan Amerika. Amerika merupakan rumah bagi 13 juta warga Amerika-Asia. Sastra dan seni rupa, musik dan film, kuliner dan arsitektur, ilmu pengetahuan dan kesehatan, teknologi dan nilai-nilai Asia telah memperkaya keseharian Amerika.
Saat ini, banyak ancaman yang dapat mengganggu hubungan Asia dengan Amerika namun kami memilih menjadikan hubungan Asia-Amerika sebagai kesempatan untuk membangun kerja sama yang dinamis dan produktif untuk menghadapi tantangan abad baru ini.
Amerika Serikat berkomitmen mengembangkan hubungan diplomasi dan pembangunan era baru. Kami akan menggunakan pendekatan cerdas untuk bekerja sama dengan rekan-rekan yang sudah ada dan negara-negara berkembang untuk memperoleh solusi global dan regional dalam menghadapi masalah-masalah global.
Sendirian, Amerika tidak dapat menyelesaikan permasalahan dunia. Dunia juga tidak dapat menyelesaikan masalahnya tanpa dukungan Amerika.
Selama beberapa bulan mendatang, saya akan mempererat hubungan bilateral, regional, dan internasional. Saya akan menemui pemimpin-pemimpin Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika. Pekan depan saya akan berdiskusi dengan pada pemimpin Asia di Tokyo, Jakarta, Seoul, dan Beijing.
Saya berharap perjalanan dinas pertama saya sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat memberikan isyarat bahwa Amerika membutuhkan rekan di kawasan Pasifik, seperti Amerika perlu partner di Atlantik. Kita semua merupakan kekuatan trans-pasifik dan kekuatan trans-atlantik.
Hubungan Amerika dengan negara-negara yang saya kunjungi, dan dengan seluruh rekan dan sekutu di Asia Pasifik, tidak hanya ditujukan bagi keamanan dan kemakmuran Amerika saja.
Batas wilayah negara atau lautan tidak menghentikan ancaman global seperti ketidakstabilan ekonomi dan finansial, terorisme dan senjata pembunuh massal, ketahanan pangan dan kesehatan, perubahan iklim dan kesediaan energi, serta kejahatan lintas negara dan eksploitasi manusia.
Wabah penyakit menyerang pelajar Jakarta dan Jacksonville. Krisis finansial global meruntuhkan bank-bank di Sapporo dan San Fransisko. Pengembangan nuklir mengancam Guangzhou dan Washington.
Petani provinsi Hunan di China terkena dampak pemanasan global seperti petani di Amerika bagian Barat. Semua bahaya itu mengancam kita sehingga kita harus bersatu menghadapinya.
***
Saya mengunjungi Asia untuk mengirimkan pesan bahwa Amerika menginginkan komitmen dan persetujuan yang lebih tegas dan berkesinambungan. Amerika siap bekerja sama dengan pemimpin Asia untuk menangani krisis ekonomi global yang mendera Pasifik.
Amerika mau memperkuat hubungan yang sudah ada. Amerika mau mencegah pengembangan nuklir di Asia, dan bersedia mengembangkan upaya-upaya menangani tantangan abad ke-21 seperti perubahan iklim dan energi bersih, wabah penyakit, dan kesetaraan pendapatan.
Di bawah pemerintahan Obama, kami bersedia menjalin hubungan dengan masyarakat di luar pemerintahan resmi. Kami siap merangkul masyarakat sipil untuk memperkuat pondasi bagi pemerintahan yang lebih baik, kebebasan memilih dalam pemilihan umum, kebebasan pers, kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua orang, sistem pelayanan kesehatan terpadu, toleransi umat beragama, dan hak asasi manusia (HAM).
Amerika juga siap menjadi pendengar. Ini bukan hanya cara menunjukkan hormat namun juga merupakan sumber ide bagi upaya kita bersama. Pemerintahan kami sudah terlalu sering bertindak tanpa mempertimbangkan fakta dan bukti yang ada atau mendengar pendapat pihak lain.
Tapi saya dan Presiden Obama berkomitmen pada kebijakan luar negeri yang tidak impulsif atau pun ideologis, namun kebijakan yang menghargai pendapat pihak lain. Jika terdapat perbedaan, yang pasti terjadi, kami akan mendiskusikan dan menjelaskan hal-hal yang membatasi kemampuan kami untuk bekerja sama.
Kami akan menahan diri dan menghargai semuanya dalam upaya mempertahankan HAM dan menciptakan dunia yang menghormati HAM, dunia yang memperbolehkan pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi hidup bebas di negaranya, dunia yang membuka jalan bagi warga Korea Utara memilih pemimpinnya, dan dunia di mana warga Tibet dan China hidup harmonis di tengah perbedaan agama.
Kami percaya masalah-masalah yang muncul sekarang adalah kesempatan. Pemahaman yang realistis mengenai dunia tempat kita tinggal merupakan langkah awal penerapan kekuatan cerdas. Hal ini mendorong kami untuk berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah internasional.
Saya akan membahas masalah krisis finansial yang menghantam kita semua. Di seluruh Amerika, warga kehilangan pekerjaan, rumah, tabungan, dan mimpi. Tapi ini bukan krisis Amerika sendiri. Dampaknya juga terasa di Asia dan seluruh dunia.
Krisis finansial global menuntut setiap negara mencari solusi di dalam negeri, namun upaya introspektif saja tidak cukup. Kemitraan internasional berperan utama dalam menstabilkan ekonomi dunia dan mengembalikan dunia pada kesejahteraan. Kita semua harus menjaga sistem pasar bebas yang adil.
Pemerintah Amerika terus bekerja menangani krisis perumahan dan menstabilkan sistem perbankan. Kongres diharapkan meloloskan paket stimulus ekonomi yang merupakan upaya terbesar pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan.
China, Australia, dan negara-negara Asia juga melakukan hal serupa. Kita membutuhkan gabungan banyak stimulus untuk mengembalikan pertumbuhan global.
Selain krisis finansial, isu-isu lain juga membutuhkan pendekatan bilateral, regional, dan internasional. Amerika ingin terus berpijak pada persekutuan dengan negara-negara Asia untuk melawan ancaman-ancaman global.
Saya sangat puas dengan kesediaan Jepang dan Korea Selatan untuk bergabung melakukan upaya rekonstruksi di Afghanistan, dan dengan kesediaan dua negara itu untuk terus bekerja sama dengan Amerika mempertahankan keamanan internasional, terutama dalam memberantas pembajakan di teluk Afrika.
Kita perlu bergabung menghadapi tantangan stabilitas di Asia Timur Laut, yaitu program nuklir Korea Utara. Pemerintahan Obama berkomitmen membicarakan masalah itu dalam pembicaraan enam pihak, dan saya akan berdiskusi dengan Korea Selatan, Jepang, dan China untuk kembali bernegosiasi dengan Korea Utara.
Namun pemerintah Korea Utara harus mau menghentikan basa-basi dan aksi provokatif terhadap Korea Selatan. Pemerintah Korea Utara telah berjanji untuk kembali pada perjanjian penghentian program senjata nuklir. Kami berpegang pada komitmen ini.
Jika Korea Utara sungguh-sungguh, pemerintahan Obama bersedia memperbaiki hubungan bilateral dan mengganti perjanjian gencatan senjata jangka panjang yang sudah ada dengan perjanjian perdamaian permanen. Amerika juga berjanji mendampingi Korea Utara memenuhi kebutuhan energi dan ekonominya.
Dalam hal ini, saya yakinkan sekutu kami di Jepang bahwa kami tidak akan melupakan keluarga dari warga Jepang yang ditangkap Korea Utara. Saya akan menemui beberapa keluarga korban di Tokyo, pekan depan.
Solusi global merupakan pokok pemecahan masalah perubahan iklim dan mencukupi kebutuhan energi bersih. Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan atau energi, tapi juga berefek pada kesehatan, ekonomi, dan pertahanan kita. Pertemuan-pertemuan antara saya dan presiden Obama dengan utusan khusus Amerika bagi perubahan iklim menunjukkan keseriusan kami menangani masalah ini. Saya mengajak utusan khusus Todd Envoy bersama saya ke Asia untuk memulai diskusi sebagai awal arah kerja sama.
Amerika merupakan penghasil gas efek rumah kaca terbesar sehingga kami harus memimpin upaya penghilangan emisi berbahaya dan membangun ekonomi rendah karbon. Namun setiap negara yang saya kunjungi juga memiliki peran masing-masing. Saya akan meminta Jepang, Indonesia, dan Korea Selatan menggunakan sumber energi bersih.
Departemen Luar Negeri Amerika memiliki tiga strategi utama yaitu pertahanan, diplomasi, dan pembangunan. Semuanya berperan dalam mencukupi kebutuhan dan keamanan Amerika. Dahulu pembangunan hanya dianggap sebagai penunjang kebijakan luar negeri Amerika. Namun pemerintahan Obama akan memperbaiki anggapan itu.
Kami akan mendorong pembangunan internasional untuk menyebarkan kesempatan agar penduduk, terutama di pinggiran, perempuan dan anak-anak dapat memanfaatkan seluruh potensinya. Kami yakin ini dapat mempertahankan keamanan Amerika. Perdamaian dan kesejahteraan di Asia memiliki peran besar dalam upaya Amerika menjalin kerja sama politik, ekonomi, pertahanan, dan pendidikan.
***
Indonesia merupakan negara Asia yang paling dinamis. Sumber daya manusia dan aspirasi membawa negara itu menuju pemilihan umum yang adil dan terbuka, kebebasan pers, masyarakat solid, dan posisi penting bagi perempuan dalam pemerintahan.
Kami mendukung Indonesia dan negara-negara Asia lain yang memiliki nilai-nilai seperti itu. Kami berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Vietnam untuk meyakinkan bahwa ASEAN mencapai tujuannya, memaksimalkan keunggulan Asia Tenggara dalam bidang ekonomi, politik, HAM, dan isu-isu sosial.
Ada sebuah cerita rakyat China yang mengisahkan perang antara dua kerajaan. Ketika akan menyeberangi sungai di tengah badai, tentara yang berperang terperangkap dalam satu kapal.
Namun mereka tidak saling membunuh, para tentara justru bekerja sama dan akhirnya selamat. Dari cerita ini lahir peribahasa yang mengatakan 'dalam sebuah kapal, kita harus bersama-sama menyeberangi sungai dengan damai'. Kata-kata bijak itu harus menjadi pedoman kita saat ini.
*Disarikan dari pidato Hillary Rodham Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat di forum Asia Society, New York, 13 Februari 2009.
(Hillary Rodham Clinton)
Sumber : www.analisis.vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar